URGENSI LTNNU DALAM PENGEMBANGAN LITERASI DIGITAL MENJELANG 1 ABAD NU

Oleh H. Mahlail Syakur Sf.
(Dosen FAI Unwahas Semarang, Ketua PW LTNNU Jawa Tengah)

Muqaddimah

Penggunaan media digital, termasuk media interaktif dan sosial telah berkembang pesat sebagai dampak teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi secara pesat menuntut setiap individu untuk memiliki kompetensi dasar berkaitan dengan konsep digital itu sendiri. Keterampilan mencari sumber informasi yang bisa dipertanggungjawabkan menjadi sangat penting bagi setiap individu di tengah percepatan teknologi digital.

Literasi sudah menjadi bagian dari kehidupan dan perkembangan manusia, dari zaman prasejarah hingga era digital sekarang. Literasi adalah pemahaman dan keterampilan menulis, membaca, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. Perkembangan penggunaan teknologi, informasi, dan komunikasi dunia digital telah memberikan berbagai dampak dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Perkembangan internet merupakan perwujudan literasi digital, yakni penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi dalam mengakses, mengaryakan, hingga mendistribusikan informasi. Bahkan siaran TV sudah mulai beralih ke siaran digital. Setiap individu tentunya perlu memahami bahwa literasi digital adalah salah satu hal penting, karena dengan adanya pemahaman dan penerapan literasi digital akan membuat individu dapat berpartisipasi dalam komunikasi global di era digital sekarang ini. Penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi semakin mudah dan memanjakan setiap individu. Produknya berupa aneka media sosial daring seperti FB, IG, YT, Twitter, WA, dan lainnya yang mengandung resiko dan kegunaan. Di antara risiko dari penggunaan media-media tersebut terutama bagi kaum remaja adalah efek kesehatan negatif pada tidur, perhatian, dan pembelajaran, insiden obesitas dan depresi yang lebih tinggi, paparan konten dan kontak yang tidak akurat, tidak pantas, atau tidak aman serta privasi dan kerahasiaan yang dikompromikan (Maranatha Wijayaningtyas, Dosen Institut Teknologi (ITN) Malang dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa 27/7/2021). Adapun dampak positifnya adalah untuk membantu proses komunikasi, untuk membedakan sumber-sumber informasi yang benar, signifikan, dan memberikan manfaat, dan untuk membuka peluang bagi siapapun agar lebih produktif dalam menciptakan media komunikasi digital.

Dalam kontek literasi digital, setiap orang memerlukan kompetensi untuk dapat mengakses, menganalis, mencipta, melakukan refleksi, dan bertindak menggunakan aneka ragam perangkat digital, berbagai bentuk ekspressi, dan strategi dalam komunikasi. Dalam penerapan literasi digital seseorang tidak sekadar memerlukan penguasaan kemampuan mengoperasikan perangkat digital dan lunak tetapi juga memerlukan keterampilan kompleks seperti keterampilan memproduksi, keterampilan photovisul, keterampilan hipertekstualitas, keterampilan mengevaluasi informasi, dan keterampilan sosio-emosional.

NU sebagai jamiyyah yang berusia 1 abad terpanggil untuk mengemban amanat literasi dalam arti memberikan wawasan keislaman ala ahlissunnah wal-jamaah melalui berbagai underbow, badan otonom, dan lembaga. Di antara lembaga yang bertugas secara khusus pada bidang literasi adalah Lembaga Ta`lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU). Lembaga inilah yang memiliki tugas menerima informasi tentang NU dan ajarannya secara benar dan menginformasikannya kepada public terutama warga nahdliyyin.

Literasi Digital dan Manfaatnya

Literasi (literacy) adalah sebuah kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah serta memahami informasi ketika melakukan aktivitas membaca (qira`ah) dan menulis (kitabah). 

Literasi merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu karena ada amanat baginya sebagai khalifah (QS. Al-Baqarah: 30). Kompetensi literasi sangat penting bagi siapapun karena akan menjadi khalifah di muka bumi ini. Tugas Nabi Muhammad saw. pertama sebagai utusan (rasul) adalah melakukan literasi dan mengembangkannya sebagaimana tersirat dalam wahyu pertama (QS. Al-Alaq: 1-5). Demikian pula potensi literasi juga dibekalkan kepada Nabi Adam as. (QS. Al-Baqarah: 31-33).  Implementasinya merupakan wujud syukur kepada Allâh karena hekekat literasi adalah pemanfaatan potensi pendengaran, penglihatan, dan pemahaman secara fungsional (QS. An-Nahl: 78). Implementasi literasi mulai dari diri sendiri sebagai pembaca dan penulis hingga sebagai informan atau pengajar.

Ada enam kompetensi literasi yang perlu dikuasai oleh setiap individu guna menavigasi berbagai tantangan abad ke-21 yang kian berubah dan berkembang terutama menghadapi satu abad NU. Enam literasi yang dimaksud adalah Aksara, Numerasi, Sains, Finansial, Digital, Budaya dan Kewargaan.

Literasi digital merupakan perpaduan dari keterampilan teknologi informasi dan komunikasi, berpikir kritis, keterampilan bekerja sama (kolaborasi), dan kesadaran sosial. Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi yang didapat dari berbagai sumber (Paul Glister). Menurut Deakin Universitas Graduate Learning Outcome 3, literasi digital adalah upaya memanfaatkan teknologi dalam menemukan, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi dalam dunia digital. Literasi digital adalah kemampuan dalam memahami dan memakai informasi dari berbagai sumber yang diakses dengan computer atau perangkat gadget lainnya. Kominfo menggariskan bahwa Literasi digital mencakup tiga kompetensi, yaitu kompetensi pemanfaatan teknologi, memaknai, dan memahami konten digital hingga menilai kredibilitas dengan meneliti hingga melakukan komunikasi dengan alat yang tepat. Jadi, literasi digital merupakan upaya yang diperlukan seseorang di era sekarang guna menyaring informasi secara akurat.

Kerangka kerja literasi digital terdiri dari serangkaian keterampilan:

  1. Literasi Fotovisual adalah kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan lingkungan digital, seperti antarmuka pengguna, yang menggunakan komunikasi grafis.
  2. Literasi Reproduksi adalah kemampuan untuk membuat karya tulis dan karya seni yang otentik, bermakna dengan mereproduksi dan memanipulasi teks digital, visual, dan potongan audio yang sudah ada sebelumnya.
  3. Literasi Cabang adalah kemampuan untuk membangun pengetahuan dengan navigasi nonlinier melalui domain pengetahuan, seperti di Internet dan lingkungan hypermedia lainnya.
  4. Literasi Informasi adalah kemampuan untuk mengkonsumsi informasi secara kritis dan memilah informasi yang salah dan bias.

Literasi digital akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif, sehingga mereka tidak akan mudah tertipu oleh informasi yang berbasis digital seperti menjadi korban informasi hoaks.

Seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi bisa tersampaikan dengan cepat dan mudah. Teknologi yang dimanfaatkan dengan baik, sangat mampu membantu perkembangan bidang-bidang penting dalam kehidupan masyarakat. Di bidang teknologi khususnya informasi dan komunikasi, literasi digital berkaitan dengan kemampuan si pengguna. Kemampuan dalam memakai teknologi sebijak mungkin merupakan inti literasi digital demi menciptakan interaksi dan komunikasi yang positif. Jadi, kompetensi literasi digigtal membuat seseorang dapat berpikir kritis, mampu memecahkan masalah, berkomunikasi dengan lancer, dan punya kesempatan berkolaborasi.

Prinsip Literasi Digital

Menurut Yudha Pradana (Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital, 2018) ada beberapa prinsip dasar literasi digital. Di antaranya adalah pemahaman, saling ketergantungan, faktor sosial, dan kurasi. Berikut ini penjelasan dari beberapa prinsip literasi digital tersebut.

1. Pemahaman
Dalam artian masyarakat memiliki kemampuan untuk memahami informasi yang diberikan oleh media, baik secara implisit maupun eksplisit.
2. Ketergantungan
Antara media yang satu dengan lainnya saling bergantung dan berhubungan, media yang ada saling berdampingan serta melengkapi antara satu sama lain.
3. Faktor Sosial
Media saling berbagi pesan atau informasi kepada masyarakat, keberhasilan jangka panjang dari media ditentukan oleh pembagi serta penerima informasi.
4. Kurasi
Masyarakat punya kemampuan untuk mengakses, memahami dan menyimpan informasi untuk dibaca di lain kesempatan. Kurasi merupakan kemampuan bekerja sama dalam mencari, mengumpulkan hingga mengorganisasi informasi yang dinilai berguna.

Manfaat Literasi Digital

Pemahaman mengenai informasi digital memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, mulai bagi diri sendiri maupun kelompok masyarakat umum. Di antara manfaat meiliki kompetensi literasi digital dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  1. Memperoleh dan memperluas informasi secara cepat dan terkini, seperti mencari makna kata-kata yang sulit, sejarah ulama, kamus dan lainnya. Semuanya dapat ditemukan secara mudah dan cepat secara digital melalui internet.
  2. Penggunaan internet di era digital membuat seseorang secara tak langsung belajar dan melatih keterampilan. Seperti ketika akan mengerjakan tugas prakarya, teknis menyusun makalah ilmiah, memasak dan lainnya, semuanya bisa dilihat dan dipelajari melalui internet.
  3. Menghemat penggunaan waktu; Penggunaan referensi internet di mana dan kapan saja sudah membuktikan bahwa munculnya literasi digital bisa menghemat penggunaan waktu. Internet saat ini bisa diakses menggunakan ponsel canggih, sehingga tidak lagi memikirkan perangkat apa yang harus dipakai.
  4. Mempermudah komunikasi dan jarirangan sosial dari berbagai wilayah, maupun negara di berbagai belahan dunia karena hanya melalui media sosial.
  5. Mempermudah seseorang menerima informasi yang beragam tentang kasus tertentu sehingga dapat menganalisis, memilih, dan memilah antara yang benar dan salah.

Tantangan Literasi Digital

Di samping manfaat yang dapat diperoleh dari literasi digital seseorang harus waspada terhadapnya dan siap menghadapi tantangan. Di antara tantangan literasi digital adalah: 

1. Arus Informasi Banyak

Tantangan yang paling kuat adalah informasi yang muncul terlalu banyak sehingga hal ini membuat seseorang seakan dipaksa menerima aneka informasi secara bersamaan. Fungsi literasi digital adalah untuk mencari, menemukan, memilah dan memahami informasi yang benar serta akurat.

2. Konten Negatif

Arus informasi yang begitu deras tak luput dari konten yang positif berbarengan dengan konten negatif yang muncul dalam waktu yang sama. Bahkan secara kwantitas jumlahnya membuat seseorang sulit menyaringnya. Konten berbasis pornografi, hoaks, ujaran kebencian, SARA, dan lainnya lebih sering mucul dan sangat mudah dilihat dan didapat lewat akses internet.

Dan tentunya masih banyak tantangan yang perlu dihadapi dari dampak negatif literasi digital terutama bagi orangtua, guru, pemimpin organisasi masyarakat

LTNNU dan Pengembangan Literasi Digital

Lembaga Ta’lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) adalah lembaga yang bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan, dan penerbitan kitab/buku serta media informasi menurut faham Ahlussunnah wal-Jama’ah (sesuai rekomendasi dari Muktamar NU Ke-27 di Situbondo, tahun 1984). Secara umum tugas LTNNU adalah turut membantu Nusantara melengkapi warganya dengan keterampilan literasi digital guna menyerap dan mencerna wawasan tentang Aswaja an-Nahdliyyah dan menginformasikannya kepada publik lewat berbagai media sosial. Dunia maya yang sarat dengan literasi perlu dikuasai dan dikelola secara baik dan benar. Dengan demikian warga nahdliyyin akan memperoleh informasi tentang ajaran dan amaliyah yang sesuai dengan visi dan missi NU.

Menyongsong Satu Abad NU yang berhelat dalam era digital tidak dipungkiri semakin berat tugas dan tantangan yang dihadapi oleh NU. Seiring dengan perkembangan dan realitas sosial tugas LTNNU tidak cukup dengan berkutat pada manajemen struktural, tetapi juga harus mau dan mampu menghadapi tantangan zaman yang mengancam wawasan warga nahdliyyin termasuk pada bidang emosional dan kultural. Kompetensi literasi digital perlu diimplementasikan dalam dunia nyata dan maya berdasarkan pemahaman yang baik terhadap informasi, membuat networking dalam penyebaran informasi secara sinergis dan kolaboratif antara satu Lembaga dengan lembaga lainnya dan antara banom yang ada, mempertimbangkan kebutuhan informasi warga nahdliyyin, dan mendorong warga agar mempunyai kemampuan mengakses, memahami ,dan menyimpan informasi untuk dibaca di lain kesempatan melalui berbagai media sosial seperti YouTube, InstaGram, FaceBook, WhatsApp, Twitter, dan lain-lain.

Lebih dari itu kompetensi literasi digital harus dibarengi dengan kompetensi sosio-emosional dan dan akhlaq yang mulia (akhlaq mahmudah atau akhlaq karimah) sehingga seseorang mampu mengendalikan penyebaran informasi dengan konten yang bermanfaat tanpa merugikan orang lain. Kompetensi sosio-emosinal ini daidapati dalam pesan literal secara umum dari al-Qur`an (QS. Al-Hujurat: 11):

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Wa-Allah alam bis-shawab

*********

Penulis:
H. Mahlail Syakur Sf. (Dosen FAI Unwahas, Ketua LTN PWNU Jawa Tengah)
Editor:
Imam KU 

Bagikan:

Tags

Related Post

Leave a Comment